PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA
     
 
25 maret 2013 oleh Nur Hasan Faozi  
    
 
 
 
 
Latar Belakang Lahirnya PKMD
              Pada evaluasi 
menjelang Pelita I terungkapkan adanya permasalahan kesehatan yang perlu
 memperoleh pemecahan segera melalui suatu pendekatan baru, yaitu PKMD. 
Suatu pendekatan yang diharpkan dapat mengatasi latar belakang 
permasalahan terhadap :
- meraja lelanya penyakit-penyakit menular yang banyak menimpa rakyat kecil di pedusunan
- keadaan under-nurishment yang menyangkut terutama bayi dan balita maupun ibu-ibu dalam masa reproduktif
- keadaan sanitasi lingkungan jelek ditambah ekses dari perumbuhan industrialisasi 
- pertambahan penduduk secara alamiah yang masih tinggi
- tingkat pendapat perkapita yang rendah
 
Tegasnya selama 
pelita I itu diletakkan rintisan yang mendasar melalui perbaikan tingkat
 kesehatan rakyat dengan skala prioritas program kesehatan antara lain :
- pemulihan kesehatan
- pembinaan hidup sehat
- pemberantasan penyakit menular
- farmasi
- pengembangan infrastruktur
- penelitian kesehatan
- training
 
Kebijaksanaan-kebijaksanaan pelayanan selama pelita I karenanya ditik beratkan kepada : 
1. perencanaan kesehatan yang lebih baik, kerena sebelumnya masih berupa meraba-raba sebab belum ada data-data yang akurat.
2. Melihat kenyataan keterbatasan-keterbatasan dana dan fasiitas maupun atas dasar efektifitas dan efisiensi
3. Daerah
 sasaran diprioritaskan pada daerah-daerah pedusunan (yang kemudian 
lahir konsep PKMD), daerah transmigrasi dan daerah pengembangan / 
pembanguanan lainnya
4. Kebijaksanaan
 pelayanan ditetapkan atas dasar skala prioritas program dengan 
pertimbangan adanya keterbatasan-keterbatasan diatas
5. Usaha-usaha
 preventif maupun promotif lebih ditingkatkan dengan memperhatikan pola 
keseimbangannya berdasarkan situasionalny dan kondisioningnya.
 
A. Pengertian
· Pembangunan
 Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah rangkaian kegiatan masyarakat 
yang dilakukan berdasarkan gotong-royong, swadaya masyarakat dalam 
rangka menolong mereka sendiri untuk mengenal dan memecahkan masalah 
atau kebutuhan yang dirasakan masyarakat, baik dalam bidang kesehatan 
maupun bidang dalam bidang yang berkaitan dengan kesehatan, agar mampu 
memelihara kehidupannya yang sehat dalam rangka meningkatkan mutu hidup 
dan kesejahteraan masyarakat.
· PKMD adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang
 pelaksanaannya didasarkan melalui sistem pelayanan puskesmas, dimana 
dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan kesehatan oleh lembaga ini 
diikutsertakan anggota-anggota masyarakat di Pedusunan melalui segala 
pengarahan untuk menimbulkan kesadaran secara aktif di dalam ikut 
membantu memecahkan dan mengembangkan usaha-usaha kesehatan di Desanya 
(Dirjen Binkesmas Depkes RI, 1976)
· PKMD
 adalah kegiatan atau pelayanan kesehatan berdasarkan sistem pendekatan 
edukatif masalah kesehatan melalui Puskesmas dimana setiap individu atau
 kelompok masyarakat dibantu agar dapat melakukan tindakan-tindakan yang
 tepat dalam mengatasi kesehatan mereka sendiri. Disamping itu kegiatan 
pelayanan kesehatan yang diberikan juga dapat mendorong timbulnya 
kreativitas dan inisiatif setiap individu atau kelompok masyarakat untuk
 ikut secara aktif dalam program-program kesehatan di daerahnya dan 
menentukan prioritas program sesuai dengan kebutuhan dan keinginan 
masyarakat yang bersangkutan. (Kanwil Depkes Jawa Timur)
 
Pokok-pokok pemikiran yang fundamental yang
 melandasi definisi PKMD tersebut diatas ditekankan melalui 
pendekatan-pendekatan sebagai berikut :
· Untuk
 keberhasilan PKMD di suatu daerah herus memanfaatkan pendekatan 
operasional terpadu (comprehensive operational approach) yang meliputi 
pendekatan secara sistem (system approach), pendekatan lintas sektoral 
dan antar program (inter program and inter sektoral approach), 
pendekatan multi displiner (multi displionary approach), pendekatan 
edukatif (educational approach), dsb.
· Dalam
 pembinaan terhadap peran serta masyarakat melalui pendekatan edukatif, 
hendaknya faktor ikut sertanya masyarakat ditempatkan baik sebagai 
komplemen maupun suplemen terdepan dalam penunjang sistem kesehatan 
nasional ini.
· Sebagai
 kegiatan yang dikelola sendiri oleh masyarakat, PKMD secara bertahap 
dan terus menerus harus mampu didorong untuk membuka 
kemungkinan-kemungkinan menumbuhkan potensi swadayanya melalui 
pemerataan akan peranserta setiap individu di desa secara lebih luas dan
 lebih nyata
· Puskesmas
 sebagai pengarah (provider) setempat perlu meningkatkan kegiatan diluar
 gedung (ourt door activities) untuk mengarahkan “intervensinya “ di 
dalam memacu secara edukatif terhadap kelestarian kegiatan PKMD oelh 
masyarakat dibawah bimbingan LSD.
 
Kegiatan
 masyarakat tersebut diharapkan muncul atas kesadaran dan prakarsa 
masyarakat sendiri dengan bimbingan dan pembinaan dari pemerintah secara
 lintas program dan lintas sektoral. Kegiatan tersebut tak lain 
merupakan bagian integral dari pembangunan nasional umumnya dan 
pembangunan desa khususnya. Puskesmas sebagai pusat pengembangan 
kesehatan di tingkat kecamatan mengambil prakarsa untuk bersama-sama 
dengan sektor-sektor yang bersangkutan menggerakkan peran serta 
masyarakat (PSM) dalam bentuk kegiatan PKMD. 
 
B. Tujuan
Tujuan umum
 
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu hidup
Tujuan khusus
 
a. menumbuhkan
 kesadaran masyarakat akan potensi yang dimilikinya untuk menolong diri 
mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup mereka
b. mengembangkan
 kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan secara aktif dan 
berswadaya dalam meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri
c. menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat yang mampu, terampil serta mau berperan aktif dalam pembangunan desa
d. meningkatnya kesehatan masyarakat dalam arti memenuhi beberapa indikator :
- angka kesakitan menurun
- angka kematian menurun, terutama angka kematian bayi dan anak
- angka kelahiran menurun
- menurunnya angka kekurangan gizi pada anak balita
 
C. Ciri-Ciri Utama
Kegiatan-kegiatan PKMD
 didasarkan atas kesadaran      masyarakat dan dilaksanakan melalui 
usaha-usaha swadaya masyarakat      berdasarkan gotong-royong yang 
menggali dan menggunkan sumber dan potensi      masyarakat setempat
 
Setiap      keputusan dalam rangka pelaksanaan kegiatan ditetapkan oleh masyarakat      sendiri melalui musyawarah mufakat
 
Pelaksanaan      
pekerjaan dilaksanakan oleh tenaga yang berasal dari masyarakat setempat
      dan dipilih oleh masyarakat sendiri. Tenaga tersebut dipersiapkan 
terlebih      dahulu sehingga pengetahuan sikap dan ketrampilannya 
sesuai dengan      kegiatan yang akan dilakukan
 
Bantuan      dan 
dukungan pemerintah yang bersifat lintas program dan lintas sektoral    
  baik dalam bentuk latihan maupun bahan-bahan atau peralatan selalu    
  disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan tidak sampai menimbulkan  
    ketergantungan
 
Dari      
berbagai kegiatan masyarakat tersebut minimal ada satu kegiatan yang    
  merupakan salah satu unsur dari unsur “Primary Health Care”
 
 
D. Ruang Lingkup
Tujuan
 PKMD adalah meningkatkan status kesehatan dalam rangka meningkatkan 
mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat. Namun demikian status kesehatan
 dipengaruhi oleh berbagai faktor terutama lingkungan dan faktor 
perilaku masyarakat oleh karenanya kegiatan PKMD tidak terbatas dalam 
bidang pelayanan kesehatan saja, akan tetapi menyangkut juga kegiatan 
diluar kesehatan yang berkaitan dengan peningkatan status kesehatan dan 
perbaikan mutu hidup masyarakat.
Misalnya
 : Kegiatan usaha bersama dalam bentuk koperasi simpan pinjam untuk 
meningkatkan pendapatan, atau usaha bersama untuk meningkatkan taraf pendidikan masyarakat dengan bekerja sambil belajar, dan sebagainya.
Penegmbangan
 PKMD tidak terbatas pada daerah pedesaan saja, akan tetapi juga 
meliputi masyarakat daerah perkotaan yanga berpenghasilan rendah.
Kegiatan
 partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pos pelayanan terpadu 
(posyandu) 5 program, yaitu : KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan 
Penanggulangan Diare juga merupakan salah satu bentuk dari kegiatan 
PKMD.
 
E. Wadah Kegiatan PKMD
Karena
 PKMD merupakan bagian integral dari pembangunan desa, sedang wadah 
partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa adalah LKMD, maka dengan 
sendirinya wadah kegiatan PKMD adalah LKMD juga.
Pembinaan PKMD yang bersifat lintas sektoral dengan sendirinya merupakan bagian dari Tim Pembina LKMD.
 
F. Prinsip-Prinsip PKMD
Kegiatan      
masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang memenuhi kebutuhan    
  masyarakat setempat walaupun kegiatan tersebut bukan merupakan 
kegiatan kesehatan      secara langsung. Ini berarti bahwa kegiatan 
tidak hanya terbatas pada      aspek kesehatan saja, melainkan juga 
mencakup aspek-aspek kehidupan      lainnya yang secara tidak langsung 
menunjang peningkatan taraf kesehatan
 
Dalam      membina kegiatan masyarakat diperlukan kerjasama yang baik :
 
a. antar dinas-dinas/instansi-instansi/lembaga-lembaga lain yang bersangkutan
b. antar dinas-dinas/instansi-instansi/lembaga-lembaga tersebut dengan masyarakat
Dalam hal      
masyarakat tidak dapat memecahkan masalah atau kebutuhannya sendiri, 
maka      pelayanan langsung diberikan oleh sektor-sektor yang 
bersangkutan
 
PKMD      merupakan upaya swadaya masyarakat yang pembinaannya oleh Puskesmas
 
Operasionalisasinya
      oleh pos-pos kesehatan yang didirikan dan dilaksanakan oleh tenaga
      masyarakat sendiri (kader kesehatan yang dilatih dan dibina oleh 
puskesmas
 
Tugas-tugas      Puskesmas dapat didelegasikan kepada pos-pos kesehatan antara lain :
 
a. penyuluhan kesehatan
b. mengawasi adanya penyakit menular dan segera melaporkan ke Puskesmas
c. upaya dalam perbaikan sanitasi lingkungan umpamanya jamban, kebersihan halaman, pembuangan limbah, dll.
d. Pengobatan ringan dalam rangka P3K sebelum dirujuk ke Puskesmas
e. Upaya perbaikan gizi keluarga umpamanya penimbangan balita, kurang gizi, dll.
f. Diskusi-diskusi dengan ibu hamil melalui arisan / PKK
Pembinaan      peran serta masyrakat dalam kesehatan, baik secara individu, kelompok atau      masyarakat luas
 
Dalam      pembinaan PKMD menggunakan pendekatan lintas sektor dan lintas program
 
Pelayanan      langsung dapat diberi oleh petugas kesehatan apabila masyarakat tidak      mampu melaksanakannya
 
Type      penyelenggaraan disesuaikan dengan budaya dan kemampuan masyarakat
 
 
G. Keterpaduan PKMD dalam 5 program puskesmas
Dalam
 rangka menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran,
 dalam Pelita IV dulu dikembangkan pendekatan partisipasi masyarakat 
untuk meningkatkan keberhasilan dalam mencapai sasaran yang telah 
ditetapkan dalam Pelita IV, dengan cara membina masyarakat untuk 
berusaha menolong mereka sendiri dalam melaksanakan 5 program prioritas,
 yaitu : KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan Diare.
 
H. Hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan PKMD
1. masyarakat
 perlu dikembangkan pengertiannya yang benar tentang kesehatan dan 
tentang program-program yang dilaksanakan pemerintah
2. masyarakat
 perlu dikembangkan kesadarannya akan potensi dan sumber daya yang 
dimiliki serta harus dikembangkan dan dibina kemampuan dan keberaniannya
 untuk berperan secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan mutu 
hidup dan kesejahteraan mereka
3. sikap
 mental pihak penyelenggara pelayanan perlu dipersiapkan terlebih dahulu
 agar dapat menyadari bahwa masyarakat mempunyai hak dan potensi untuk 
menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup dan 
kesejahteraan mereka
4. harus ada kepekaan dari para pembina untuk memahami aspirasi yang tumbuh dimasyarakat dan dapat berperan secara wajar dan tepat
5. harus
 ada keterbukaan dan interaksi yang dinamis dan berkesinambungan baik 
antara para pembina maupun antara pembina dengan masyarakat, sehingga 
muncul arus pemikiran yang mendukung kegiatan PKMD.
 
I. Persiapan bagi pelaksana
Persiapan bagi pelaksana dari masyarakat sangat penting artinya. persiapan yang dimaksud dapat dilakukan melalui :
1. pelatihan kader
2. kunjungan kerja
3. studi perbandingan
 
J. Pengadaan Fasilitas
Kelestarian
 PKMD akan lebih terjamin bila fasilitas yang disediakan dari swadaya 
masyarakat melalui potensi dan sumberdaya yang ada dimasyarakat yang 
dapat digali dan dimanfaatkan. Bila masyarakat tidak memilikinya barulah
 para penyelenggara pembinaan PKMD berusaha untuk memberikan bantuan 
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan ketentuan tidak menimbulkan 
ketergantungan bagi masyarakat.
 
K. Model / Proto Type PKMD
Antara lain Slamet Riyadi, menulis dalam buku ilmu kesehatan masyarakat ada beberapa Proto type PKMD di Indonesia antara lain :
1. Proto Type Srikandi
Disini
 petugas puskesmas merintis PKMD dengan menyusupkan strateginya lewat 
non kesehtan. Mereka berkeyakinan bahwa dengan keberhasilan sektor 
ekonomi di desa, maka kemudian mudah menyelenggarakan usaha-usaha PKMD. 
Keberhasilan PKMD dirintis lewat keberhasilan ekonomi desa terlebih 
dahulu. Kebutuhan masyarakat desa tidak dipaksakan oleh dokter Puskesmas
 berdasarkan keinginannya (Needs) melainkan benar-benar berdasarkan 
kebutuhan (Demands) masyarakat. Segala usaha yang dipelopiri pUskesmas 
tetap mempergunakan lembaga pedesaan yang ada secara terpadu
 
2. Proto Type Kelompok
Disini
 pembinaan masyarakat desa tidak diintegrasikan dengan pembangunan 
masyarakat desa secara keseluruhan sebagaimana prototype Srikandi, 
melainkan dikhususkan secara tersendiri dengan wadah tersendiri pula, 
yaitu melalui suatu Dana Sehat yang berdiri sendiri . mereka 
mengorganisir kader kesehatan desa yang sangat menonjol. Sekalipun tidak
 diintegrasikan didalam LSD, namun pembinaan organisasi dan adminstrasi 
saderhana oleh Pak Lurahnya. Yang sangat patut dicatat adalah peranan 
para kader kesehatan desanya yang sangat menonjol dan berdedikasi.
 
3. Proto Type Karangsalam
PKMD
 disini sudah merupakan bagian dari pembangunan masyarakat desa yang 
intervensinya secara lebih teratur dilakukan dari puskesmas setempat. 
Kegiatan-kegiatan yang menonjol masih berupa dana sehat, pengembangan 
promotor kesehatan desa, penyuluhan kesehatan maupunpendidikan gizi 
melalui arisan-arisan ibi-ibu. Pengetrapan teknologi pedesaan setempat 
dikerjakan melalui sistem dapur sekam maupun pembuatan gas metan dari 
kotoran (Digeseter). Sehingga melalaui cara-cara ini orang-orang 
kesehatan berhasil merubah cara-cara tradisional kearah yang lebih maju 
yang dijalankan serentak dengan usaha-usaha kesehatan.
 
4. Proto Type Kerten
Merupakan prototype untuk 
suatu daerah perkotaan yang memiliki keistimewaan juga. Tekanannya juga 
pada dana sehat dengan sistem uang pangkal sebagai modal pertama yang 
selanjutnya dioperasionalkan dengan sistem simpan pinjam. Setelah 
dananya kuat dipergunakan untuk dana sehat yang meliputi :
- dana pengobatan orang sakit
- perbaikan kampung
- kegiatan pinjaman jangka panjang, yaitu : 8 minggu untuk keperluan ; modal dagang, perbaikan rumah, pemeliharaan ternak
 
Unit
 sasaran hanya satu RT dengan sistem administrasi sederhana tapi tetap 
rapi. Satu-satunya hambatan adalah bahwa kader kesehatan yang pernah 
dicoba permulaan dengan 12 orang, ternyata hanya 2 orang yang tertarik 
dengan tugas-tugas sosial ini.
 
5. Proto Type Karanganyar
Dalam
 penyelenggaraan PKMD ini puskesmas pemerintah bertindak sebagai 
pendorong dan pembimbing. Suatu dana sehat diadakan dengan disertai 
pembentukan promotor kesehatan desa, akan tetapi sayang tidak 
diintegrasikan dengan pembangunan masyarakat desa. Tidak ada pungutan 
uang pangakal atau tidak ada usaha bagi suatu koperasi simpan pinjam. 
Pelaksanaannya agak kaku karena mungkin terikat kepada suatu protokol 
“Reseach Proyect”. Ini disiapkan melalui suatu perencanaan dari suatu 
badan konsultant yang terlalu teoritis. Ditetapkan bahwa iuran perkapita
 atas saran konsultant ditentukan Rp. 40 untuk dapat mencukupi suatu 
permulaan kegiatan. Dalam keadaan ini masyarakat banyak yang tidak 
bersedia. Terlalu banyak intervensi oleh unsur-unsur pemerintah antara 
lain seperti kader Promokesa ditunjuk oleh Lurah atau camat bukan 
dipilih oleh masyarakat setempat, semuanya merupakan hal-hal yang kurang
 bisa memperoleh dukungan masyarakat setempat.
 
6. Proto Type Subah
Hampir
 sama dengan bentuk Kranganyar, dimana unsur-insur menonjol yaitu tidak 
diintegrasikannya PKMD itu dengan Pembangunan Masyarakat Desa, maupun 
terlalu dibimbing secara ketat oleh Puskesmas Pemerintah setempat dalam 
menjalankan programnya sendiri. Kasarnya, akhirnya terdapat suatu dana 
sehat tanpa Promokesa
 
7. Proto Type Dampit Malang
Masyarakat melakukan kegiatan sesuai dengan
 program yang diprioritaskan, sebagi hasil dari pada perencanaan staf 
Puskesmas dan tokoh-tokoh masyarakat setempat. Tokoh-tokoh masyarakat 
memang sebelumnya dibina dahulu oleh puskesmas dan kemudian dijadikan “ 
PION” untuk memungkinkan sistem yang dilemparkan oleh atas dapat 
berhasil persis dengan skenario.
8. Proto Type Mojokerto (Desa Balongmasin – Kecamatan Pengging)
Kegiatan
 kesehatan disini telah diintegrasikan dalam wilayah kegiatan 
pembangunan yaitu LSD. Mirip dengan bentuk Srikandi. Disini unsur-unsur 
Pamong Praja dan LSD-nya digerakkan untuk menangani. Suatu kemajuan yang
 menonjol bahwa Desa memiliki suatu anggaran untuk bidang kesehatan yang
 dimasukkan kedalam semacam APBD Desa, setelah mampu menyalurkan/menjual
 hasil produksi tanaman dari Desa. Keberhasilan Proto Type yang demikian
 majunya sampai mampu berfikir menyelenggarakan semacam APBD Desa, 
disebabkan karena Puskesmas Mojosari sebagai pembina, telah ikut 
berpengalaman lama dibawah berbagai dokter. Memang daerah ini merupakan 
daerah “Fielf Practice and Demonstration Area” (FPDA) yang berada 
langsung dibawah Dinas Kesehatan Propinsi dan banyak memperoleh 
perhatian Depkes untuk menunjukkan Keberhasilan Depkes. Karena juga 
berlakunya semacam Reward System bagi dokter-dokter pimpinan puskesmas 
Mojosari untuk berhasil dapat menduduki jabatan-jabatan penting, seperti
 Prof. Sulianti, dr. Lolong, dr. Soekamto, dll.